Agustus 7, 2024

Bagaimana Google Mempersonalisasi Hasil Pencarian?

Bagian
tampilan mesin pencari Google

Penggunaan mesin pencari dalam keseharian manusia telah menjadi hal yang biasa di era teknologi informasi ini.

Mesin pencari, seperti Google, menjadi esensial dalam memenuhi kebutuhan informasi sehari-hari.

Aktivitas ‘googling’ ini menjadi suatu kebiasaan, karena orang-orang saat ini membutuhkan jawaban dari permasalahan atau kebutuhan mereka secara cepat.

Saat melakukan pencarian di Google, kita disajikan banyak sekali hasil dalam satu kali input.

Dalam satu kueri pencarian, search engine bisa memberikan hingga ratusan ribu hasil pencarian.

Dari perspektif si pencari informasi, perlu effort yang lebih bagi mereka untuk mencari mana informasi yang benar-benar mereka butuhkan.

Karena, terkadang mayoritas dari hasil pencarian tersebut memiliki informasi yang seragam dan tidak memberikan nilai tambah yang berarti.

Di sinilah peran dari personalisasi menjadi penting saat melakukan searching di Google.

Pada tipe pencarian tertentu (dan di kata kunci yang sama), Google dapat menyodorkan hasil pencarian yang berbeda pada tiap personal.

Inilah yang dinamakan hasil pencarian yang dipersonalisasi (personalized search result).

Hasil pencarian yang telah disesuaikan ini harapannya dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada user, sehingga membuat aktivitas penelusuran mereka lebih efisien.

Melalui artikel ini, kami akan memberikan pemahaman mengenai bagaimana search engine seperti Google menerapkan personalisasi pada hasil pencarian.

Termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi personalisasi pencarian dan dampaknya bagi user.

Simak pembahasan lengkapnya di bawah.

 

 

Apa yang dimaksud Personalisasi Pencarian?

Melansir dari Pusat Bantuan Google, personalisasi pencarian adalah hasil pencarian yang telah disesuaikan berdasarkan minat atau preferensi dari user.

Gambaran minat atau preferensi tersebut diperoleh dari beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah riwayat pencarian, perilaku saat browsing, lokasi pengguna hingga bahasa yang diketikkan di kolom pencarian mesin pencari.

Informasi dari faktor-faktor tersebut dapat direkam berkat adanya cookies.

Cookies merupakan file yang dapat menyimpan dan menghadirkan kembali data dan preferensi user saat browsing.

Meskipun dianggap bermanfaat, tidak semua hasil pencarian di Google merupakan hasil personalisasi.

Search engine hanya menerapkan personalisasi pada hasil pencarian jika dirasa dapat memberikan faedah lebih bagi pengguna.

Misal, seseorang yang mengetikkan “tempat wisata terdekat” akan disuguhkan daftar lokasi wisata (format Google Maps) di sekitar lokasi si pencari.

Selain daftar lokasi, Google juga biasanya menampilkan kumpulan artikel mengenai rekomendasi tempat wisata sesuai dengan kota dimana user tinggal.

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personalisasi

Google menggunakan beberapa faktor di bawah ini untuk menyesuaikan hasil pencarian agar lebih relevan dengan user.

 

1. Riwayat dan Interaksi Pencarian

Hasil pencarian di Google dipengaruhi oleh riwayat pencarian pengguna dan juga bagaimana user berinteraksi pada hasil tersebut.

Riwayat pencarian meliputi kueri pencarian yang pernah dimasukkan di kolom pencarian.

Sedangkan interaksi adalah data seperti klik, durasi akses pada suatu web (time on page) dan juga cakupan (kedalaman) scrolling yang dilakukan user di suatu laman.

Data-data itulah yang menjadi asupan untuk membentuk profil minat seseorang.

Profil minat tersebut menjadi acuan bagi mesin pencari untuk mempersonalisasi hasil pencarian Google.

 

searching in phone
Photo by Yazid N on Unsplash

 

Sebagai contoh, Aurelius sedang mencari informasi seputar tips pola makan yang sehat di Google.

Lalu, dari daftar hasil pencarian, Ius (sapaan Aurelius) mengklik informasi yang disuguhkan oleh kliniksehat.com.

Preferensi klik Ius tersebut didasarkan pada tingkat familiaritasnya terhadap brand kliniksehat.com.

Karena, brand tersebut memiliki 5 titik lokasi toko fisik di kota yang sama dengan Ius tinggal.

Jadi, ketika mencari informasi terkait topik tersebut, Ius merasa kliniksehat.com cukup kredibel karena sudah mengenalnya.

Data klik menuju kliniksehat.com tersebut nantinya akan membentuk profil minat dari Ius.

Berkat insight tersebut, ke depannya Google akan lebih memprioritaskan kliniksehat.com untuk menempati ranking yang lebih tinggi di hasil pencarian, bilamana Ius mencari topik yang serupa (kesehatan, lifestyle).

Terdapat contoh lain bagaimana Google menerapkan personalisasi berdasarkan history kueri pencarian.

Kami mencari topik “BEP” di mesin pencari Google. Istilah ini adalah kondisi titik impas pada suatu perhitungan keuangan atau bisnis.

 

pencarian kata kunci "BEP" di Google
Hasil pencarian untuk kueri “BEP”

 

Kemudian, kami membuka tab baru di browser dan mencoba mengetikkan sesuatu di kolom pencarian.

 

Sugesti pencarian kata kunci "bep"
Google Autocomplete (Saran pencarian)

 

Seperti yang bisa dilihat, Google memberikan saran pencarian yang mengandung unsur “BEP”, yang mana itu adalah topik yang kami telusuri sebelumnya.

Ini adalah contoh bagaimana Google mempertimbangkan riwayat aktivitas pengguna dan juga bagaimana interaksi mereka terhadap suatu website, untuk menyesuaikan hasil di halaman hasil pencarian.

 

2. Lokasi Geografis

Google juga mengacu pada lokasi user untuk menampilkan hasil dari jenis pencarian tertentu.

Biasanya, lokasi digunakan saat kueri pencarian menyiratkan bahwa user sedang mencari suatu tempat yang memiliki perwujudan secara fisik. Misalnya seperti toko, restoran dan juga tempat wisata.

Informasi lokasi didapatkan melalui GPS pada gadget yang dibawa oleh user dan juga IP Address jika menggunakan desktop.

Tentunya, pengguna harus memberikan izin kepada Google untuk menggunakan info lokasi sebagai acuan guna menyesuaikan hasil pencarian.

permission google untuk lokasi pencarian
Permission google untuk lokasi

 

3. Bahasa yang diketikkan

Bahasa yang diketik di kolom pencarian turut menentukan hasil di SERP (search engine result pages).

Search engine memiliki tendensi untuk memprioritaskan hasil pencarian sesuai dengan bahasa yang diinput oleh user.

Contohnya adalah seperti berikut. Ketika kami coba mengetik kueri “what is dns”, mayoritas hasil pencarian adalah website yang memiliki artikel berbahasa inggris.

 

SERP what is dns
Hasil pencarian “what is dns”

 

Sama halnya saat kami menginput “apa itu dns” pada kolom pencarian. Sebagian besar daftar di SERP adalah website berbahasa Indonesia.

 

SERP apa itu dns
Hasil pencarian “apa itu dns”

 

Manfaat Personalisasi Pencarian Bagi User

Mempersonalisasikan hasil pencarian memberikan sejumlah manfaat bagi user. Berikut adalah beberapa manfaatnya.

 

1. Memberikan Pengalaman Pencarian yang Baik

Penerapan personalisasi di pencarian Google bertujuan untuk memberikan pengalaman searching yang lebih baik bagi pengguna.

Dengan personalisasi, user akan mendapatkan informasi yang lebih relevan sesuai dengan konteks atau kebutuhan yang mereka cari.

Hal tersebut bisa berupa hasil pencarian yang sesuai konteks dengan pencarian sebelumnya dan juga pemberian rekomendasi tempat berdasarkan tempat user itu berada.

 

2. Membuat Aktivitas Googling Menjadi Efisien

Hasil pencarian yang telah dipersonalisasi membantu mengeliminasi informasi-informasi yang mungkin tidak diperlukan oleh user.

Mereka dapat mereduksi tahapan-tahapan/ journey pencarian berdasarkan jejak digital yang sudah mereka tinggalkan.

Hal ini tentu bermanfaat bagi user, yang dapat memangkas waktu pencariannya terhadap suatu informasi menjadi lebih efisien.

 

Permasalahan pada Pencarian yang Dipersonalisasi

Walaupun memberikan nilai tambah bagi pengalaman pengguna saat searching di Google, personalisasi dapat menimbulkan beberapa kekhawatiran.

 

1. Membatasi Keberagaman Hasil Pencarian

Benar bahwa personalisasi dapat menyodorkan hasil pencarian yang lebih relevan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Namun di sisi lain, hasil personalisasi tersebut berpotensi membatasi perspektif yang bisa ditawarkan, di luar preferensi dari user.

Kondisi tersebut biasa dinamakan filter bubble. Filter bubble adalah analogi yang menggambarkan pengalaman berinternet seseorang yang dibatasi oleh preferensi dan bias pribadinya.

Search engine seperti Google—seperti yang sudah dijelaskan di atas—secara tidak langsung mengakomodir kondisi tersebut.

User akan disuguhkan informasi-informasi yang kemungkinan besar akan mereka ‘dukung’ melalui klik.

Data interaksi seperti klik itulah yang membuat Google untuk terus memberikan informasi dengan angle dan ragam yang serupa, sekaligus membatasi pemberian informasi yang memiliki perbedaan perspektif ke user.

 

2. Masalah Privasi dan Keamanan Data

Personalisasi hasil pencarian memerlukan informasi data pengguna saat mereka menggunakan mesin pencari dari Google.

Data tersebut memberikan Google insight, untuk memberikan kualitas pencarian yang lebih relevan dan sesuai konteks.

Namun, pengguna search engine Google seringkali tidak mengetahui sejauh mana data mereka disimpan dan dikelola untuk menunjang pengalaman searching yang lebih baik.

Lantas, hal ini menimbulkan kekhawatiran karena data pengguna dapat disalahgunakan untuk tujuan tertentu.

Seperti pengambilan data oleh pihak ketiga yang tidak terotorisasi dan juga (user) berpotensi untuk menjadi sasaran iklan sesuai dengan minat yang dimiliki.

Atas kekhawatiran tersebut, penting bagi kita untuk mempelajari kebijakan privasi (privacy policy) yang dimiliki oleh Google sebagai platform yang mengagregasi data pengguna sebelum memberikan izin.

 

Mengelola Preferensi Personalisasi Pencarian

Secara default, pengguna telah memberikan izin kepada Google untuk mengambil datanya ketika mereka telah melakukan sign in ke akunnya.

Namun, jika Anda sebagai user ingin melakukan penghentian izin ini, Anda bisa masuk ke pusat kontrol Google My Activity.

 

Tampilan My Google Activity

 

Kemudian, pilih menu “Web & App Activity“. Lalu, Anda bisa mengklik tombol “Turn off” di bagian kanan layar untuk menghentikan pemberian data ke Google ataupun memilih “Turn off and and delete activity” untuk sekaligus menghapus riwayat aktivitas Anda di berbagai platform Google.

 

Activiy Controls Google

 

Perlu diingat bahwa dengan melakukan penghentian ini, Anda tidak dapat memanfaatkan berbagai fitur yang dipersonalisasi di berbagai platform Google dan juga aplikasi-aplikasi yang memanfaatkan Google Services seperti pelacakan lokasi dan integrasi pembayaran Google Pay.

Di pusat kontrol yang sama, Anda juga bisa melakukan pengaturan izin personalisasi pada Youtube, Ads (Iklan) dan juga Timeline (lokasi).

 

Kesimpulan

Di tengah banyaknya konten yang serupa, hasil pencarian yang dipersonalisasi memudahkan user untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Google memanfaatkan data seperti riwayat pencarian, lokasi hingga bahasa pada kueri pencarian untuk menyesuaikan SERP agar lebih relevan.

Pengguna mesin pencari tentunya diuntungkan dengan hasil personalisasi ini, membuat pengalaman searching mereka lebih berkualitas dan efisien.

Namun di sisi lain, hasil yang disesuaikan ini membatasi perspektif yang ada.

List pencarian berisikan web-web yang ‘selaras’ dengan pandangan si pencari informasi.

Kita sebagai pengguna dapat mengatur bagaimana personalisasi ini dapat memaksimalkan pengalaman pencarian informasi di Google, tanpa harus khawatir akan data sensitif yang dapat disalahgunakan.

Tentu ini kembali ke preferensi masing-masing.

Jika Anda ingin pengalaman menelusuri informasi di Google terasa lebih ‘eksklusif’, manfaatkanlah fitur personalisasi ini.

Itulah informasi mengenai Bagaimana Google melakukan personalisasi pada hasil pencarian.

Semoga bermanfaat!

Author:

Post Tags : 

Share :